Baju Perang Baja

Tuesday, November 24, 2009 |

Baju Perang (Baju zirah) adalah seperangkat "pakaian" yang dikenakan dengan tujuan memberi perlindngan terhadap serangan senjata dalam perang. Baju zirah dibedakan dengan tameng/perisai dari cara penggunaannya, jika baju zirah 'dikenakan' maka perisai 'digunakan'. Pada perang salib pasukan muslim sudah menggunakan baju perang yang memakai metode penjahitan Quilting.
Quilting merupakan suatu metode menjahit atau mengikat dua lapisan kain dengan selapis sejenis bahan penyekat (isolosi) diantara keduanya. Belum terlalu jelas apakah ini pertama kali ditemukan sendiri oleh kaum Muslim atau diadopsi kaum Muslim dari India atau China. Tetapi yang pasti bahwa ini datang ke wilayah barat melalui perang salib. Mereka melihat ini digunakan oleh ksatria Muslim, yang memakai baju jerami yang dilapisi dengan kain kampas/terpal untuk menggantikan baju baja. Sebagai bentuk perlindingan diri, ini membuktikan dapat memberikan perindungan yang efektif dibandingkan baju baja pasukan salib dan merupakan bentuk penyekatan (isolasi) yang efektif - dan ini menjadi industri rumahan pada musim dingin seperti di Inggris dan Belanda.
Dalam perkembangannya baju perang berkembang dari sekedar kulit tebal yang dikenakan kemudian seperangkat logam yang dibentuk sesuai tubuh sampai yang termaju adalah rompi anti peluru. Saat ini yang dianggap sebagai baju zirah umumnya adalah baju besi. Pembagian jenis baju zirah yang terkenal adalah baju zirah dari jalinan rantai (chainmail), berbentuk sisik (scalemail), dan lempengan padat (platemail).

0 comments:

Post a Comment